Selasa, 06 November 2012

Kini Aku Tahu Nusantara - 1



Agama Islam secara keseluruhan di dunia merupakan Agama yang memiliki penganut terbanyak nomer dua setelah Agama Nasrani. Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Sehingga secara tidak langsung Indonesia dengan jumlah penduduknya 250jutaan, dimana 90% diantaranya muslim adalah negara yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan Islam di dunia atau bisa juga diartikan bahwa Indonesia secara kuantitas adalah tulang punggung dari umat muslim di dunia.


Selain itu, Indonesia adalah negeri yang sangat indah nan elok dan sangat kaya akan berbagai Sumber Daya Alamnya, baik itu hayati maupun non hayati.
Nah, dengan melihat fakta-fakta yang ada diatas, bahwa Indonesia secara kuantitas adalah tulang punggung dari umat muslim di dunia dan juga tulang punggung hutan di dunia. Saat ini yang menjadi pertanyaannya adalah Adakah atau Pernahkah Rasulullah Muhammad saw meramalkan adanya negeri nan elok dalam segala hal seperti Indonesia, kenapa kok hanya Cina, Persia dan Romawi?
Hadits Rasulullah Muhammad saw yang menerangkan Menuntut Ilmu Sampai Ke Negeri China

اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَلَوْ في الصِّينِ
“Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China”
Berikut penelurusan saya dari browsing website satu ke website-website lainnya, hanya sekedar melegakan rasa penasaran saya bahwa kita orang rumpun melayu (Indonesia) juga spesial dimata Rasulullah Muhammad saw.

-------------------------------------------------------
[1]. sumber dikutip dari : http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/09/05/benang-merah-
indonesia-sebagai-pusat-peradaban-atlantis-dan-negeri-saba/
---------------------------------------------------------------------

Hipotesa KH. Fahmi Basya dan para Muridnya : Indonesia selain dikenal sebagai pewaris Peradaban Benua Atlantis yang hilang, dikenal juga sebagai Pusat Peradaban Negeri Saba’.
Ada pembahasan yang cukup menarik dan sekaligus menggambarkan begitu detail yang mengacu pada pembahasaan Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 18 sebagai berikut:

وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا آمِنِينَ
Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah padanya beberapa malam dan siang dengan aman. [QS. Saba'/34: 18]
Ternyata berdasarkan hasil riset Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, bahwa sebenarnya “CANDI BOROBUDUR” adalah bangunan yang dibangun oleh “TENTARA NABI SULAIMAN” termasuk didalamnya dari kalangan bangsa Jin dan Setan yang disebut dalam Alqur’an sebagai “ARSY RATU SABA”, sejatinya PRINCES OF SABA atau “RATU BALQIS” adalah “RATU BOKO” yang sangat terkenal dikalangan masyarakat Jawa, sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai patung Budha, sejatinya adalah patung model bidadara dalam sorga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model dan berambut keriting. Dalam literatur Bani Israel dan Barat, bangsa Yahudi dikenal sebagai bangsa tukang dan berambut keriting, tetapi faktanya justru Suku Jawa yang menjadi bangsa tukang dan berambut keriting (perhatikan patung Nabi Sulaiman di Candi Borobudur). 

Hasil riset tersebut juga menyimpulkan bahwa “SUKU JAWA” disebut juga sebagai “BANI LUKMAN” karena menurut karakternya suku tersebut sesuai dengan ajaran-ajaran LUKMANUL HAKIM sebagaimana tertera dalam Alqur’an. Perlu diketahui bahwa satu-satunya nabi yang termaktub dalam Alqur’an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman As dan negeri yang beliau wariskan ternyata secara kebetulan diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta meninggalkan negeri bernama SLEMAN di Yogyakarta – Jawa Tengah. Nabi Sulaiman As mewarisi kerajaan dari Nabi Daud As yang dikatakan didalam Alqur’an dijadikan Khalifah di Bumi (menjadi Penguasa Dunia dengan Benua Atlantis sebagai Pusat Peradabannya), Nabi Daud juga dikatakan raja yang mampu menaklukkan besi (membuat senjata dan gamelan dengan tangan, beliau juga bersuara merdu) dan juga menaklukkan gunung hingga dikenal sebagai Raja Gunung. Di Nusantara ini yang dikenal sebagai Raja Gunung adalah “SYAILENDRA”, menurut Dr. Daoed Yoesoef nama Syailendra berasal dari kata saila dan indra, saila = gunung dan indra = raja.

Jadi sebenarnya Bani Israel yang sekarang menjajah Palestina bukan keturunan Israel asli yang hanya terdiri 12 suku, tapi mereka menamakan diri suku ke 13 yaitu Suku Khazar (yang asalnya dari Asia Tengah) hasil perkawinan campur Bani Israel yang mengalami diaspora dengan penduduk lokal, posisi suku Khazar ini mayoritas di seluruh dunia. Sedang Yahudi asli telah menghilang yang dikenal sebagai suku-suku yang hilang “The Lost Tribes” yang mana mereka pergi ke timur dan banyak yang menuju ke “THE PROMISED LAND” yaitu INDONESIA.

Dan kalau kita merunut lagi kembali seperti apa yang telah disampaikan oleh KH. Fahmi Basya tentang Candi Borobudur, maka akan semakin tampak jelas bahwa ketika beliau menjelaskan tentang Negeri Saba’ disitu dikatakan bahwa sebuah pemerintahan yang sangat kuat karena dipimpin oleh Nabi Sulaiman as dan Ratu Balqis dari hasil riset dengan di dukung oleh data-data yang ada, maka terbukti bahwa NEGERI SABA’ itu adalah INDONESIA dengan pusat pemerintahan di Jawa dan ARSY SABA’ yang dipindahkan atas perintah Nabi Sulaiman as adalah Candi Borobudur yang dipindahkan dari Istana Ratu BOKO, dan NEGERI SABA’ inilah yang kemudian dikatakan oleh KH Fahmi Basya ada kemiripan antara Cerita dengan BENUA ATLANTIS yang hilang itu. 

Fakta al-quran bahwa negeri saba adalah indonesia

Beberapa Fakta-fakta (berdasar Al-Qur'an) yang menjadikan Dasar bahwa Negeri SABA' berada di INDONESIA (Pulau JAWA) dan bukan di Negeri YAMAN, sebagai berikut :

1. Di buku-buku Ilmu Sejarah kita disebutkan bahwa Candi Borobudur didirikan pada abad ke-7 Masehi, tetapi menurut Teori paruh waktu, bahwa penelitian terhadap batu candi tersebut tidak bisa dihitung umurnya dengan Isotop C (Carbon). Sehingga bisa ditarik Hipotesa, bahwa Candi Borobudur tidak dibuat pada abad ke-7 Masehi.
2. Adanya fenomena angka 19 di Candi Borobudur. Adapun mengenai fenomena angka 19 itu terdapat di dalam Alqur’an berasal dari kalimat :
Bismillahirrahmanirrahim yang terdiri dari 19 huruf. Kalimat ini yang memperkenalkannya kepada kita adalah nabi Sulaiman As. ketika beliau berkirim surat kepada Ratu Saba’
Isi suratnya adalah: ” Alla ta’luu ‘alaiyya, wa’tuunni muslimiin ” (Jangan menyombong kepadaku dan datanglah kepadaku dengan berserah diri). Dan sampai sekarang surat tersebut masih terjaga dengan baik di Museum Nasional berupa lempengan emas bertuliskan Basmalah, surat tersebut ditemukan dikolam dekat Candi Borobudur.
Jadi dapat dikatakan bahwa fenomena 19 itu sudah diketahui oleh Nabi Sulaiman as. Oleh sebab itu di Candi borobudur ada fenomena 19.
Candi Prambanan
3. Adanya fenomena posisi tiga buah candi terletak segaris lurus, yaitu: Candi Borobudur, Candi Pawon dan Candi Mendut. Karena yang membuat Candi Borobudur itu bukan manusia saja, tetapi juga Jin, maka segaris lurusnya tiga candi, yaitu Borobudur, Pawon dan Mendut, bukanlah hal kebetulan. karena Jin bisa melihatnya dari atas.
Untuk apa mereka membuat ketiga candi itu segaris lurus?
Untuk membuat gambar Gerhana. Dengan demikian mereka memberitakan bahwa Borobudur itu gambar Matahari, Pawon itu gambar Bulan dan Mendut adalah gambar Bumi. Itu sebab Mendut mewakili Manusia. Disana ada sebuah patung Manusia sebagai wakil penduduk bumi adalah manusia.
Candi Mendut
Mengapa Borobudur itu gambar Matahari? dikarenakan penduduk negeri Saba’ penyembah Matahari, jadi ‘Arsy dia itu ada nuansa mataharinya.
4. Diceritakan pula di dalam Al-Qur’an istananya berbentuk piring-piring dan patung-patung, sementara itu candi borobudur berbentuk piring dan banyak patung-patungnya, disinyalir patung dari replika Nabi Sulaiman as.
5. Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman as dan Indonesia adalah negeri SABA' yang diceritakan dalam Al-qur’an dalam surat As-Saba (34). karenanya ada nama daerah Sleman di propinsi DI.Yogyakarta yang diambil dari nama Nabi Sulaiman As.
6. Sementara itu masih di kota DIY, tepatnya di daerah Prambanan ada candi ratu Boko yang di ambil dari nama Ratu Bulqo/Ratu Bilkis.

Candi Boko
7. Di dalam Qur’an Surat As - Saba' tanda - tanda daerahnya terdapat tumbuhan yang rasa buahnya pahit, sementara disekitar candi borobudur ada buah Mojo yang memiliki rasa Pahit. Hal ini dibuktikan pula adanya kerajaan besar yang pernah jaya di pulau Jawa dulu yakni Kerajaan Majapahit.
8. Lalu didalam Al-Qur’an pula disebutkan bahwa daerah Saba’ dikelilingi dua hutan, sementara itu Borobudur disana ada daerah Wana Giri dan Wana Saba.
9. Dalam Al-Qur’an, Nabi Sulaiman as menggunakan dua lembar kain dan kain yang luar adalah sutra seperti patung di candi yang terdapat lipatan sutra.
10. Diceritakan lagi di Nabi Sulaiman as sering beristirahat dan berlibur di pantai sebelah timur negeri Saba', sementara di sebelah timur Indonesia dekat papua ada pulau Solomon, yang di ambil dari nama Nabi Sulaiman as.
11. Relief-relief di candi mengambarkan cerita tentang Nabi Sulaiman diantaranya gambar burung yang mengantar surat kepada ratu Balqis. Sedangkan relief yang bergambar burung berkepala manusia, memberikan penjelasan bahwa burung hud-hud tersebut bisa berbicara dengan Nabi Sulaiman as.
12. Di dalam Al-Qur’an surat As-Saba’ diceritakan negeri Saba' telah di adzab Allah karena penduduknya kufur dan tidak beriman, yaitu berupa dengan mengirim banjir besar yang menghancurkan negeri Saba’ menjadi berkeping-keping. Karenanya hanya Indonesia-lah satu-satunya negara di Dunia yang mempunyai 17.000 pulau lebih.
13. Indonesia adalah negeri SABA yang hilang, yang oleh Plato dan para ilmuwan barat diistilahkan benua Atlantis yang hilang.
14. Diantara Ribuan jumlah para Nabi, hanya Nabi Sulaiman As yang mempunyai nama Jawa yang berawalan “SU”, sebagaimana Suparmin, Suharto, Sukarno, Supratman, Sulistyono dll.
15. Adanya angin muson di Indonesia semakin menguatkan bukti bahwa Indonesia adalah negeri Saba’.

Dan masih banyak lagi fakta-faktanya yang lain.!

---------------------------------------------------------------
[2]. sumber dikutip dari : http://gusjawi.wordpress.com/2012/03/05/rahasia-bani-jawi/
-------------------------------------------------------------------------------

Suku Jawa

Bangsa Paling Rahasia inilah yang menurunkan berbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka yaitu Asia Barat dan Asia Tengah dimana dari situlah mulanya peradaban manusia. Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membangun kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah sirna seperti Sumerian dan Akkadian. Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang, lebih panjang dari epik Homer, The Iliad and the Odyssey. Siapakah Bani Jawi ?, Apa Misi rahasia Bani Jawi ?, Siapakah bani Jawi/Jawa/Melayu ?, Darimanakah asalnya Melayu itu ?. Ketika para ilmuwan memperdebatkan kaum-kaum yang hilang seperti The Lost Tribe of Israel, Atlantis, Lemuria, Sodom and Gomorrah malah masih mencari-cari siapakah Gog and Magog, rahasia bangsa misteri ini masih terpelihara di dalam tabut rahasia sejak beribu-ribu tahun. Tiada siapa yang tahu dari mana asalnya bangsa ini. Bangsa yang hilang masih tidur dan ditidurkan. Dimanakah bangsa misteri ini meneruskan perjalanan mereka ?, Mengapa Israel bersusah-payah membangun pangkalan militer dan pengaruhnya di Singapura ?, Apa kaitan Cina Singapura dengan Israel?, Apa hubungan Bangsa Melayu dengan Bangsa Yahudi ?, Apakah dia alter Paling Rahasia Bangsa Melayu ?. Apa yang terjadi 2000 tahun sebelum Masehi di antara Melayu dan Yahudi ? ‘Dihujung Dunia’ bangsa ini masih nyenyak tidur! "…J. Crawford menambah hipotesanya dengan beberapa bukti bahwa bangsa Melayu dan bangsa Jawa telah memiliki taraf kebudayaan yang tinggi pada abad kesembilan belas".

Penemuan Keris di
Okinawa-Jepang
Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahwa: "Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk yang menyebar ke tempat lain….", "…Rahasia yang terpendam beribu tahun tentang satu bangsa pengembara yang mencari Tanah yang Dijanjikan semakin lama semakin terbongkar dengan penemuan berbagai artefak yang mengundang banyak pertanyaan seperti adanya penemuan keris di sebuah kuil purba di Okinawa-Jepang, kendi purba yang sama di Vietnam, Kamboja dan Pahang-Malaysia, penemuan kota purba yang dinamakan Jawi/Jawa di Jordan dan juga penemuan keris purba di Rusia selain gendang Dong Son dan Kapak Tua Asia Tengah yang terkenal itu.". Lalu APA MAKSUD KEPADA SEMUA MISTERI INI ..?


Leluhur suku Jawa

Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mahera. Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma.
Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.

bani Jawa keturunan nabi ibrahim 
Di dalam Kitab ‘Al-Kamil fi Al-Tarikh‘ tulisan Ibnu Athir,
menyatakan bahwa Bani Jawi (yang didalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis, dsb), adalah keturunan Nabi Ibrahim.
Penelitian yang terbaru dari seorang Profesor University Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, didalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen yaitu DNA dari kaum bangsa EURO-Sematik).
Variant Mediterranaen juga terdapat didalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israel.
Sekilas dari beberapa pernyataan di atas, sepertinya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran yang lebih mendalam, diperoleh fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi Jawa yang Indentik dengan Nabi Ibrahim.

brahma adalah Nabi Ibrahim as

Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya dilebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.
Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).
Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).
Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di antaranya :
1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya bernama Saraswati.
2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail, sementara Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)…
3. Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Esa (Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an ALLAH.
Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain :
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.
Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim). Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha Pencipta.
4. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara Brahma membangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).
Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut :
Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu… (Atharva Veda 10:2:31)
Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim.
Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar.
Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram.

Monotheisme nabi Ibrahim as

Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi.
Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.
Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa‘, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun‘ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa‘.
Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai keyakinannya. Karena pada hakekatnya, Islam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.

Hubungan dengan Fir'aun - Mesir

Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567 SM - 1.339 SM), di pesisir barat pulau Sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Pelabuhan ini berkembang dengan baik, dikarenakan ada bangsa yang mengatur, serta menjaganya dari serangan bajak laut atau negara lain.

Penguasa Pelabuhan Barus, dikenal dengan nama Bangsa Malay. Malay dalam bahasa Sanskrit atau Tamil, berarti bukit (gunung). Seperti namanya, Bangsa Malay bermukim di sekitar perbukitan (dataran tinggi).

asal Muasal Bangsa Malay

Diperkirakan bangsa Malay, bermula dari 4 (empat) bangsa, yakni Arab-Cina-Eropa-Hindia, terkadang disingkat ACEH (sampai sekarang istilah ACEH masih dinisbatkan kepada keturunan Bangsa Malay yang tinggal di ujung utara pulau Sumatera).

Bangsa yang pertama datang adalah Bangsa Hindia Malaya (Himalaya). Bangsa Himalaya merupakan interaksi antara Bangsa Hindia (keturunan Kusy keturunan Ham bin Nabi Nuh), dengan Bangsa Malaya (keturunan Bangsa Malaya Purba / Atlantis / Sundaland [Penduduk Asli Nusantara], yang selamat dari bencana banjir Nuh).

Pada awalnya mereka tinggal di kaki gunung Himalaya, sekitar tahun 6.000 SM mereka datang ke pulau Sumatera. Mereka menyusul kerabatnya Bangsa Polinesia (keturunan Heth keturunan Ham bin Nabi Nuh), yang telah terlebih dahulu datang, dan bertempat tinggal di bagian timur Nusantara.

Pada sekitar tahun 4.500 SM, datang Bangsa Cina atau Bangsa Formosa (keturunan Shini keturunan Yafits bin Nabi Nuh). Bangsa ini membawa budaya Agraris dari tempat asalnya.

Setelah itu sekitar tahun 2.500 SM, datang Bangsa Eropa atau Bangsa Troya/Romawi Purba (keturunan Rumi keturunan Yafits bin Nabi Nuh), mereka membawa Peradaban Harappa, yang dikenal sudah sangat maju.

Dan terakhir sekitar tahun 2.200 SM datang Bangsa Arab Purba atau Bangsa Khabiru (keturunan ‘Ad keturunan Sam bin Nabi Nuh). Bangsa Khabiru adalah pengikut setia Nabi Hud, mereka datang dengan membawa keyakinan Monotheisme, didalam masyarakat pulau Sumatera.

Penyatuan ke-empat bangsa ini di kenal dengan nama Bangsa Malay (Bangsa Aceh Purba / Melayu Proto), dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan petani.
Bangsa Malay sebagaimana leluhur pertamanya Bangsa Himalaya, mendiami daerah dataran tinggi, yaitu disepanjang Bukit Barisan (dari Pegunungan Pusat Gayo di utara, sampai daerah sekitar Gunung Dempo di selatan).
Bermula dari Bukit Barisan inilah, Bangsa Malay menyebar ke pelosok Nusantara, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Semenanjung Malaya, Siam, Kamboja, Sunda, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Bangsa Malay Pelindung Nusantara

Menurut para sejarawan, Bangsa Mongoloid begitu mendominasi daerah di sebelah utara Nusantara.
Muncul pertanyaan, mengapa bangsa Mongoloid (Jengis Khan) tidak sampai meluaskan kekuasaan sampai ke selatan, bukankah nusantara adalah daerah yang sangat layak untuk dikuasai? Daerahnya subur, serta tersimpan beraneka bahan tambang seperti emas, timah dan sebagainya.
Jawabnya hanya satu, karena NUSANTARA ketika itu, dilindungi Bangsa Malay. Bangsa Malay dikenal sangat kesohor memiliki kekuatan maritim yang kuat, dan balatentaranya secara personal memiliki ilmu beladiri yang digdaya/sakti/mumpuni sebagai satu-satunya penguasa lautan sehingga Nusantara terkenal sebagai kerajaan super power dari timur, bahkan jauh ribuan tahun sebelum bangsa Mongolia berkuasa.

siti Qanturah leluhur bani Jawa

Pada sekitar tahun 1670 SM, dikhabarkan Nabi Ibrahim (keturunan Syalikh keturunan Sam bin Nabi Nuh) telah sampai berdakwah di negeri Bangsa Malai. Beliau diceritakan memperistri puteri Bangsa Malai, yang bernama Siti Qanturah (Qatura/Keturah).

Dari pernikahan itu Nabi Ibrahim dikaruniai 6 (enam) orang anak, yang bernama : Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah. Dari anak keturunan Siti Qanturah kelak akan memunculkan bangsa Media (Madyan), Khaldea dan Melayu Deutro (berdasarkan perkiraan, Nabi Ibrahim hidup di masa Dinasti Hyksos berkuasa di Mesir Kuno (berkisar tahun 1730 SM - 1580 SM), sementara versi lain menyebutkan, Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Qanturah, pada sekitar tahun 2025 SM.

Bangsa Melayu Deutro (Malay Muda), yang saat ini mendiami kepulauan Nusantara, juga mendapat sebutan Bani Jawi. Bani Jawi yang berasal dari kata Bani (Kaum/Kelompok) JiWi (Ji = satu/tauhid ; Wi = Widhi atau Tuhan). Jadi makna Bani Jawi (JiWi) adalah kaum yang meyakini adanya satu Tuhan.
Keterangan mengenai Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, ditulis oleh sejarawan terkemuka Ibnu Athir dalam bukunya yang terkenal ‘al-Kamil fi al-Tarikh’.

Catatan :

Melayu Deutro adalah istilah yang digunakan para sejarawan modern, untuk mengindentifikasikan Bani Jawi, dimana Ibnu Athir menerangkan bahwa Bani Jawi adalah keturunan Nabi Ibrahim.

Penelitian yang terbaru dari seorang Profesor University Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, didalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).
Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.
Suku Jawa adalah suku terbesar dari Bani Jawi. Dan sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi. Manunggal kawula gusti
Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa’, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun’ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa’.

Sejarah kota barus

Sebagai pelabuhan niaga samudera, Barus (Lobu Tua) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun SM. Bahkan ada juga yang memperkirakan lebih jauh dari itu, sekitar 5000 tahun sebelum Nabi Isa as lahir.

Perkiraan terakhir itu didasarkan pada temuan bahan pengawet dari berbagai mumi Fir’aun Mesir kuno yang salah satu bahan pengawetnya menggunakan kamper atau kapur barus. Getah kayu itu yang paling baik kualitasnya kala itu hanya ditemukan di sekitar Barus.

Sejarawan di era kemerdekaan, Prof Muhammad Yamin memperkirakan perdagangan rempah-rempah diantara kamper sudah dilakukan pedagang Nusantara sejak 6000 tahun lalu ke berbagai penjuru dunia.

Seorang pengembara Yunani, Claudius Ptolomeus menyebutkan bahwa selain pedagang Yunani, pedagang Venesia, India, Arab, dan juga Tiongkok lalu lalang ke Barus untuk mendapatkan rempah-rempah.

Lalu pada arsip tua India, Kathasaritsagara, sekitar tahun 600 M, mencatat perjalanan seorang Brahmana mencari anaknya hingga ke Barus. Brahmana itu mengunjungi Keladvipa (pulau kelapa diduga Sumatera) dengan rute Ketaha (Kedah-Malaysia), menyusuri pantai Barat hingga ke Karpuradvipa (Barus).

--------------------------------------------------------
[3]. sumber dikutip dari : http://ruangpelangi.wordpress.com/nusantara/
--------------------------------------------------------

Berawal dari kisah Kobil dan Habil yang merupakan keturunan langsung dari Nabi Adam as maka proses penyebaran penduduk bumi ini yang disebut sebagai khalifah telah melalui proses yang sangat panjang sekali (Q.S Al Maidah : 27)
Tetapi dari cerita di atas ternyata ada sebuah kisah dan hikmah yang nyaris tidak pernah dipublikasikan kepada umum dikarenakan sumbernya yang masih berdasarkan cerita turun temurun dari nenek moyangnya.

Alkisah dahulu kala Nabi Adam AS beserta Hawa setiap melahirkan anak yang selalu “kembar” laki-laki dan perempuan.
Hingga akhirnya dari 3 anak laki-lakinya (beserta istrinya; dengan cara kawin silang antar saudara) tersebut diperintahkan untuk mengisi masing-masing negeri yang masih kosong.

    Satu anaknya yang pertama mendiami daratan Afrika.

    Satu anaknya yang kedua mendiami daratan Arabia.

    Dan yang ketiga mendiami daratan Asia (tanah Jawa).

Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa diantara anaknya yang paling “CERDAS” itu tiada lain bernama Nabi Sis as, ditunjuk untuk menempati daerah yang disebut sebagai tanah Jawi.
Beliau inilah yang merupakan cikal bakal nenek moyang kita yang diturunkan di tanah JAWA ini.
kemungkinan Nabi Sis as adalah Nabi Syit as.

Dalam bahasa Jawi Kuno, arti jawa adalah moral atau akhlaq, maka dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang dikatakan : ora jowo berarti tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun.

Menurut mitologi jawa yang telah menjadi cerita turun temurun, bahwa asal usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN DEWI SARASWATI dimana salah satu keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang mengajarkan “ILMU KEJAWEN”. Sejatinya “Ilmu Kejawen” adalah “Ilmu Akhlaq” yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam Al-Qur’an “Millatu Ibrahim” dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam wujud Al-Qur’an dengan “BAHASA ASLI (ARAB)”, dengan pernyataannya “tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq”.

Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Budha di Cina, mereka menyatakan sama-sama belajar “Ilmu Kejawen” kepada Guru Janabadra dan mengembangkan “Ilmu Kejawen” ini dengan nama sesuai dengan asal mereka masing-masing, di India mereka namakan “Ajaran Hindu”, di Cina mereka namakan “Ajaran Budha” dan di timur tengah Islam Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Budha ,Injil dan Al-Qur’an, ternyata tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI IBRAHIM, sedang DEWI SARASWATI adalah DEWI SARAH yang menurunkan bangsa2 selain ARAB. sedangkan dalam bahasa Ibrani ABRAHAM.

WasiaT nabi Ibrahim as

Nabi Ibrahim as, yang merupakan bapak dari para nabi, mempunyai 3 (tiga) istri yaitu Siti Sarah, Siti Hajar dan Siti Qanturah (Qatura/Keturah). Sarah melahirkan Nabi Ishak as (Isaac), Hajar (Hagar) melahirkan Nabi Ismail (Ishmael) dan Keturah melahirkan 6 (enam) orang anak yaitu Zimran, Jakshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah.
“Now the sons of Keturah, Abraham’s wife:she bare Zimran, and Jokshan, and Medan, and Midian, and Ishbak, and Shuah. And the sons of Jokshan; Sheba, and Dedan”. (Genesis 1:32)
Nabi Ibrahim berasal dari bangsa Ibriyah atau ‘Abara yang berarti menyeberang, nama Ibrahim merupakan asal dari nama Brahma. Beberapa fakta :
  • Nabi Ibrahim as, memiliki istri bernama Siti Sarah, sementara Brahma pasangannya bernama Saraswati.
  • Nabi Ibrahim as, hampir mengorbankan anak sulungnya Nabi Ismail as, sementara Brahma terhadap anak sulungnya Atharva.
  • Brahma perlambang Monotheisme yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Birhaman), sementara itu Nabi Ibrahim adalah rasul yg mengajarkan keesaan Allah SWT.
  • Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara Brahma membangun rumah Tuhan agar Tuhan diingat disana.
Suku Jawa sudah sejak dulu menganut Monotheisme seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi. Selain suku Jawa pemahaman Monotheisme juga terdapat didalam masyarakat Sunda kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada keyakinan Sunda Wiwitan mereka menyakini adanya Allah Yang Maha Kuasa yang dilambangkan dengan ucapan bahasa Nu Ngersakeun atau disebut juga Sang Hyang Keresa.
Sehingga wajar bila mayoritas Bani Jawi menerima Islam sebagai penyempurna ajaran Monotheisme (Ajaran Tauhid) yang dibawa leluhur nabi Ibrahim as.

Kita telusuri bait 28 kitab Musarar Jayabaya ;
“Prabu tusing waliyullah, kadhatone pan kalih, ing mekah ingkang satunggal, tanah jawi kang sawiji.....”
(raja utusan waliyullah berkedaton dua di mekah yang pertama, tanah Jawi yang satu ….)

Saat Nabi Ibrahim akan menutup mata terakhir! Beliau mengumpulkan anak-anak dari istri ketiga Siti Keturah :
“Abraham took another wife, whose name was Keturah.She bore him Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak and Shuah.Jokshan was the father of Sheba and Dedan; the descendants of Dedan were the Asshurites, the Letushites and the Leummites.The sons of Midian were Ephah, Epher, Hanoch, Abida and Eldaah. All these were descendants of Keturah”. (Genesis 25:1-4)
Nabi Ibrahim as, pun memanggil anak-anaknya dari Istri ketiga Siti Keturah yakni : Zimra, Jukshan, Madyan, Ishbak, Medan dan Shuah pun mengelilingi ayahandanya. Nabi Ibrahim as, berpesan kepada mereka suatu Pesan yang teramat penting. Dalam hati beliau (Nabi Ibrahim as) amat bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan anugerah yang berlimpah-limpah selepas kehamilan Siti Sarah istri pertama yang sekian lama tidak melahirkan anak dan nyaris dianggap mandul (QS Hud :72).

Ketenangan terlihat jelas pada wajah belau (Nabi Ibrahim as) setelah Siti Sarah tidak lagi menunjukkan perasaan cemburu kepada Siti Hajar dan anaknya Nabi Ismail as. Semua misi dan perintah Allah SWT telah dijalankan dengan Tabah dan Bijaksana, seperti berjalan melitasi empayar Firaun kuno (saat dimana Allah SWT menakdirkan beliau bertemu dengan istri keduanya yaitu Siti Hajar), perdebatan dengan raja Namrud (Nimrod), peristiwa dibakar api besar, peristiwa hijrahnya Siti Hajar dengan Nabi Ismail as, serta perintah Allah SWT untuk mengorbankan anaknya Nabi Ismail as.
Disaat-saat ajal sudah dekat, Allah SWT pun mewahyukan kepadanya untuk melaksanakan satu misi penting sebelum menutup mata di dunia fana ini.

“Jika itu yang Allah SWT perintahkan kepada Ayahanda, kami sanggup melaksanakan, semoga Allah SWT memberkati kita semua dengan rahmat dan kasih sayang-Nya”

Nabi Ibrahim as, tersentak dari lamunannya takkala mendengar seorang anaknya berkata demikian. Lega hati Nabi Ibrahim as, demi mendengar kata-kata anak-anaknya, satu persatu menyatakan KESANGGUPANNYA melaksanakan perintah Allah SWT, maka Nabi Ibrahim as, pun bangkit dari tempat duduknya.

“Abraham left everything he owned to Isaac.But while he was still living, he gave gifts to the sons of his wife and sent them away from his son Isaac to the land of the east” (Genesis 25:5-6)

Nabi Ibrahim as, MEMBERIKAN SESUATU yang amat BERHARGA kepada anak-anaknya, SESUATU YG MENJADI RAHASIA KEPADA ANAK KETURUNAN SITI KETURAH. KUNCI-KUNCI RAHASIA PERMATA EMAS atau MEWARISKAN PUSAKA (KERIS) juga sebagai tanda menunjukkan mereka adalah keturunan dari Nabi Ibrahim as “patriach” bertaraf rasul yang bergelar kekasih Allah SWT. RAHASIA YANG DICARI-CARI DIBURU DAN DI IDAM-IDAMKAN KAWAN DAN LAWAN.

Kitab Musarar Jayabaya (asmarandana) no.10.
Ecis wesi udharati, ing tembe ana maulana, pan cucu rasul jatine, alunga mring tanah jawa, nggawa ecis punika, kinarya dhuwung puniku, dadi punden bekel jawa.

(sejata pusaka keris berguna untuk mengatasi masalah, kelak kemudian hari ada Maulana, masih cucu Rasulullah Muhammad saw, yang mengembara sampai ke pulau jawa yang membawa pusaka tersebut dan kelak menjadi cikal bakal dari tanah Jawa)

“…sent them away from his son Isaac to the land of the east.” (Genesis 25:6 New International Version)

maka mereka anak-anak dari Siti Keturah bergerak ke arah timur, melintasi padang pasir dan kota-kota Akkadia-Babilon, disuatu tempat mereka pun berhenti dan memperbincangkan sesuatu, melaksanakan perintah Allah SWT yang diwariskan oleh ayahanda mereka dibaca kembali satu persatu. Merekapun berdiskusi dan kelihatannya mereka berpencar menjadi dua.

Diatas adalah petikan dari Kitab Kejadian dan Kitab Injil yang merupakan penyimpanan rahasia terbesar berkenaan satu bangsa yang bergerak ke timur dunia bagi pengembangan keturunan manusia seperti yang diperintahkan Allah SWT.
Bangsa terahasia inilah yg merupakan PEMEGANG RAHASIA AKHIR JAMAN, SEKALIGUS YANG MENJADI SUMBER ALTER TERAHASIA BANGSA MISTERI.

Apakah yang dimaksud ALTER ? Alter adalah kemampuan spritual luar biasa yang menakjubkan (Ahli Tirakat). Alter inilah yang tersembunyi didalam setiap orang bani Jawa YANG MENGENAL DIRINYA, ASAL USULNYA DAN SIAPA DIRINYA YANG SEBENARNYA ?.

Kini mereka (anak-anak keturunan dari Siti Keturah) telah sampai ditempat yang dimaksud, yakni mereka  telah menemukan benua yang dijanjikan. Kerena kelelahan mereka tertidur panjang, istirahat dengan lelapnya. tanpa ada yang mengganggu. bangsa yang hilang tetap tersembunyi. AJARAN NABI IBRAHIM AS, MAKIN BANYAK DILUPAKAN, TIADA SIAPA LAGI YANG MENGETAHUI TENTANG TUHAN YG MAHA ESA.

Akan tetapi generasi bangsa Jawa yang terus tumbuh, tetap mencari Tuhan di tanah Jawa, datanglah Hindu, Budha, Islam ….. telah menemui sesuatu yang hilang sejak ribuan tahun silam, mengingatkan wahyu warisan dari ayahanda Nabiyullah Ibrahim as, maka tidaklah heran kalo masyarakat Indonesia menerima Islam karena nenek moyang kita mengajarkan MONOTHAISME.

Dalam bait Uga Wangsit Siliwangi: ”Mingkin hareup mingkin hareup, loba buta nu baruta, naritah deui nyembah berhala. Laju bubuntut salah nu ngatur, panarat pabeulit dina cacadan; da nu ngawalukuna lain jalma tukang tani. Nya karuhan: taraté hépé sawaréh, kembang kapas hapa buahna; buah paré loba nu teu asup kana aseupan. Da bonganan, nu ngebonna tukang barohong; nu tanina ngan wungkul jangji; nu palinter loba teuing, ngan pinterna kabalinger”.

”Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omong­an, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Sudah pasti : bunga teratai hampa sebagian, bunga kapas kosong buahnya, buah pare banyak yang tidak masuk kukusan. Sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar keblinger.”

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah SWT ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al Hujuraat : 13.)
“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S Ar-Ra’d: 11)
Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.(Q.S.Ar-Ra’d :18)
Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,.(Q.S.Ar-Ra’d :19)
(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian..(Q.S.Ar-Ra’d :20)
“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do`a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah SWT tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya [769]. Dan do`a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka…(Q.S.Ar-Ra’d :14)
Q.S.Al-Baqarah(2):213:”Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus".
Q.S.AL-Maaidah(5):48 :”Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur`an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian [421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah  SWT turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu [422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah SWT menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

asal kata indonesia

Kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai (“Kepulauan Laut Selatan”).
Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta = Dwipa (pulau) dan Antara (luar, seberang). 
Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (“Pulau Emas”, diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza’ir Al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, Luban Jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax Sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil orang Jawa oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut Kulluh Jawi (semuanya Jawa).

Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut ”Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai ”Hindia Belakang”, sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah ”Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).
Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukkannya di kepulauan ini.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu Insulinde, yang artinya juga ”Kepulauan Hindia” (dalam bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

1 komentar:

  1. ilmu cocoklogi pa kyai tidak ilmiah melainkan berdasarkan perkiraan saja dan tdj sesuai dan bertentangan dg Al-Quran dan hadist

    BalasHapus